Matematika. Bahasan yang sangat menarik
untuk diperbincangkan. Dalam mempelajarinya mencakup banyak aspek yang perlu
diperhatikan. Salah satunya adalah dimensi, dalam hidup di dunia ini kita harus
mengerti dimensi kita. Dimensi mencakup ruang, dimensi waktu, dimensi usia,
dll. Kita harus menyadari dan mengimplementasikan di mana seharusnya kita
bersikap sesuai dengan dimensi kita. Karena orang yang paling bodoh adalah
orang yang tidak mengerti dimensinya. Jadi, pastikan kita mengetahui kapan,
dimana dan dengan siapa kita berbicara karena itu mencakup dimensi kita. Dalam
matematika juga mengenal dimensi, dimensi dalam matematika adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan matematika itu sendiri. Jadi kita harus
mengenal dimensi kita terlebih dahulu sebelu belajar dan membelajarkan
matematika.
Kehidupan di dunia ini sungguh sangat
beragam. Ketika kita membaginya, alur perjalanan dunia ini ada dua macam,
melingkar dan lurus. Melingkar karena sadar atau tidak kita sadari kehidupan
ini ada yang berulang, dari pagi-siang-malam, kembali ke pagi lagi, dan
seterusnya. Lurus karena kehidupan yang kita lalui detik ini juga tidak akan
kita bisa lalui kembali di waktu yang akan datang. Apabila digabungkan dua
unsur kehidupan di dunia, lurus dan melengkung akan membentuk pola spiral yang
dinamakan Hermeunitic of Life, yaitu jejak-jejak perjalanan kehidupan (bumi).
Sebelum berbicara lanjut tentang
matematika, perlu dibahas terlebih dahulu tentang hakikat pengetahuan. Immanuel
Kant menrangkan tentang hakikat Ilmu pengetahuan yang terdiri dari beberapa
aspek, antara lain :
Dalam suatu
teori yang dikemukakan oleh Imanuel Kant, sifat dasar dari suatu pengetahuan
(termasuk matematika) yaitu:
1.
Representation (Gambaran)
Representasi didapatkan dari
pengalaman-pengalaman yang sudah dialami sebelumnya yang terekam oleh otak
sehingga seseorang akan mampu untuk menceritakan kembali apa yang pernah
dilihatnya meskipun orang tersebut tidak melihat lagi secara langsung objek yang
diceritakan. Di tahap inilah dibangun apersepsi (kesiapan) sebelum
menuju ke persepsi.
2.
Perception
(Persepsi)
Persepsi adalah penginderaan yang
dilanjutkan ke otak untuk diterjemahkan. Dalam melakukan persepsi, seseorang
membutuhkan kesadaran penuh agar bisa menghasilkan persepsi yang baik. Ukuran
dalam persepsi ditentukan dengan derajatnya, bisa pasif maupun juga aktif. Objek yang
diamati dalam hal ini adalah objek yang dapat dilihat atau dirasakan dalam
suatu pengalaman (fenomena) dan objek yang tidak terlihat (noumena).
3.
Knowledge (Pengetahuan)
Suatu
pengetahuan didapat dari adanya kombinasi representasi (gambaran) dan persepsi
(anggapan).
Pengetahuan juga
merupakan suatu hasil dari adanya suatu pengalaman dan pemikiran dan sensasi.
4.
Concept
(Konsep)
Dalam hubungannya dengan
pengetahuan, konsep merupakan suatu susunan atau rangkaian pemetaan dari
pengetahuan itu sendiri, dalam hal ini konsep sangat penting dalam peranannya
membangun suatu pengetahuan.
5. Pure
(Kemurnian),
dan
6. Judgement (Pengambilan keputusan)
Matematika
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk
atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal
dalam kehidupan. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan
tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam
matematika. Menurut James dan James (1976) dalam kamus matematikanya menyatakan
bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai, bentuk, susunan, besaran
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang
banyak yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Sedangkan
menurut Soejadi, matematika adalah pengetahuan tentang struktu-struktur yang
logis. Dengan demikian belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep
dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari
hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan stuktur-struktur tersebut. Menurut
Soejadi, pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan
matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Salah
satu hal dalam pendidikan yang perlu mendapat perhatian adalah terlaksananya
pembelajaran yang baik antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran guru berusaha
semaksimal mungkin agar materi yang disampaikan dapat ditangkap dan dimengerti
oleh siswa yang pada akhirnya siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
ditentukan.
Belajar
dan mengajar merupakan dua konsep yang berbeda dalam pembelajaran tetapi dua
konsep tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dengan kata lain,
belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang erat kaitannya. Menurut Slameto
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Sedangkan
mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa atau
proses interaksi antara guru dan siswa.
Seorang
guru matematika akan mampu menggunakan matematika untuk membawa siswa menuju
tujuan yang ditetapkan, bila ia memahami dengan baik matematika yang akan
digunakan sebagai wahana. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu upaya meningkatkan peranan siswa dalam mengkonstruksi
konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri sedemikian hingga tujuan
pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai
Dalam
membelajarkan matematika, seorang pengajar harus mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik, begitu pula pengajar harus memastikan siswanya sudah siap untuk
menerima pelajaran yang akan diajarkan. Diibaratkan dengan suatu daerah yang
sudah mempersiapkan mitigasi terhadap bencana (disaster) yang akan menimpa, pasti akan lebih siap menghadapi
bencana dibandingkan daerah yang belum siap menghadapi bencana. Begitu pula
dengan siswa saat belajar matematika, siswa harus siap untuk belajar
matematika, ketika tidak siap dalam belajar matematika maka akan terjadi
bencana (disaster) yang akan
mengganggu bahkan merusak proses anak memahami matematika. Namun ketika anak
siap, maka matematika akan menjadi sesuatu yang menghibur, jadi mereka belajar
matematika dengan sepenuh hati.
Hakekat
Matematika yang pertama adalah matematika aktivitas pencarian pola dan
hubungan, jadi siswa dituntut untuk mencari pola dan hubungan dalam setiap
permasalahan matematika. Selanjutnya Matematika aktivitas investigasi, jadi
Matematika merupakan aktivitas siswa untuk belajar mengamati setiap
permasalahan matematika dengan investigasi. Lalu matematika sebagai aktivitas
pemecahan masalah, jelas disini matematika adalah langkah untuk mencari
penyelesaian dari suatu permasalahan matematika, siswa dapat
mengimplementasikan penyelesaian masalah ini di kehidupan sehari-hari. Dan
Matematika komunikasi utama, matematika harus dikomunikasikan dengan baik agar
siswa dapat belajar matematika dengan tepat dan tidak salah arah. Matematika
yang sempurna itu berada di dalam PIKIRAN kita, sifat absolute hanya dimiliki
oleh TUHAN.
Hakikat siswa
belajar Matematika adalah siswa akan belajar secara efektif jika mereka
mendapat motivasi, seorang guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa
agar bisa belajar matematika dengan efektif. Siswa akan belajar Matematika
secara individual, siswa akan belajar Matematika dalam kolaborasi dengan orang
lain, dan siswa akan belajar Matematika secara kontekstual.
Masalah klasik
yang terjadi dalam pembelajaran matematika adalah guru masih menggunakan traditional method dalam membelajarkan
matematika, yang menganggap siswa bagaikan empty
vassel yang harus diisi dengan pengetahuan oleh guru. Cara ini sering
disebut sebagai teacher center. Jadi
seolah-olah ada transfer knowledge yang diberikan oleh guru kepada siswa,
sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Cara yang seperti ini harus
diubah, dengan cara yang inovatif.
Guru harus
mengibaratkan siswa itu sebagai benih, sehingga guru hanya memfasilitasi siswa
untuk tumbuh berkembang sendiri dan tidak membatasi kreativitas siswa. Jadi,
seorang guru tidak boleh semata-mata mentransfer pengetahuan kepada siswanya,
harus bisa mengembangkan kreativitas masing-masing siswanya. Jadi siswa akan
membangun sendiri dunia matematika mereka, karena sesungguhnya Matematika itu
adalah dunia mereka sendiri, jadi kita harus memfasilitasi siswa untuk
menemukan matematika mereka sendiri.
Sumber : http://yogautama23.blogspot.com/2013/03/hakikat-matematika-dan-pembelajaran.html