Kamis, 29 Mei 2014

KEPENGURUSAN HIMATIKA FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TAHUN 2014-2015




DPLK :
1    1. Koko Sektiaji (VI)
2    2. Murdani (VI)
3    3. Queen Bayu Iswara (VI)
4    4. Ruwani (VI)

Ketua             : Yoga Prasetya   (V)
Sekertaris            : M.Yasir Vaturrahman (V)

Bendahara      : Ratnah Lestary
  (V) 
Koordinator perbidang dan anggotanya : 
Departemen Kelembagaan 
Co      : Intan Fadhila Risda (V) 
Anggota : 
Myti Sandri (V) 
Dwi Retno Jayanti (V) 
Sandy Gustama (V)
Oktra okta Saktiawan (V)
Rengga Setiawan (V)
Muhabar Yunus (III)
Darma Wicaksono (III)
Widuri Asmaranti (V)
Hayatri Wulandari (III)
Dewi Widaryanti (III)


Departemen Pendidikan 
Co         : Tri Wijayanto (V) 
Anggota : 
Seila Nur Fitriani (V) 
Livia Melydawati (V)
Ayu Varadita (V) 
Sintya Siti A (III) 
Rosalia Dyah Widiya Sari (III)
Maryani (III)
Fakhrurrazi (V)
Annisa Al Kharimah (III) 
Dama Yanti Silaen (III)
- Gina Sasmita Pratama (V)
Biro Dana dan Usaha (Danus)
Co      : 
Fitria Rusti Utami C (III)
Anggota :
Susan Vatricia (III)
Yolena Sari (III)
Novita Sari (III)
Rahmat Kurniawan (III)
Adi Kasuma (III)
Lugu Sutikno (III)
Anwar Barutu (III)
Departemen Agama (Depag)
Co      : 
Rahman  Ramadhan Yusuf (III)
Anggota :
Ari Supriyadi (III)
Rahmat Mursalin (III)
Windrianto (III)
Nurfadillah (V)
- Dhiyaul Ilfiya (V)
Khidayatul Auliya (III)
Reni Oktavia (III)
Susi Sulastri (III)
 
Biro Kesekretariatan (Kestari)
Co     : 
Okti Anggun Pasesi (III)
Angota :
Afifah Dwi Kharisma (V)
Yulia Lestari (V)
Erinda Widyaningsih (V)
Fenny Aliza (III)
Riski Jessi Putri (III)
Nilna Marifah (V)
Nona  Ranggoana (III)
Yuliana Puspita Sari (III)
Mely Agustin (III)
Departemen Keputrian 
Co      : Dona  Setiani (III) 
Anggota : 
Try Wulan (V)
Yuni Kurniawati (V) 

Yuni Kurniawati (V) 
- Fina Rahma Putri (III) 
Ela Hardayani (V) 
Sundari Ratnasari (V) 
Putri Fauzia M (III) 
Riska Furkani (III)
- Rizky Fitrah Zolanda (V)
- Nelvi Noviza (III)
- Karina Novianti (III)
- Fellya Ricelina (V)

Departemen Olahraga dan Kesehatan (Orkes) 
Co      : Veri Oktavius Z (V)
Anggota :

Rahmat Akbar (V)
Bima Marshel Dinata (V)
Teddi Awaludin (V)
Anthur Fajarantau (V)
Radika Simbara (III)
Arif Martinus (III)
Dandi Adi S (III)
Bima Marshel Dinata (V) 
Teddi Awaludin (V)
Anthur Fajarantau (V)
Radika Simbara (III) 
Arif Martinus (III) 
Dandi Adi S (III) 
Daniel Silitonga (V) 
Lidiya Dita R (III)
Lidya Syahnur (III)
Renitasari (III) 
Emilia Tiara Putri (V)
Dian Rapita Sari (III)


Departemen Media dan Informasi (Med-In)
Co           : 
Indah Permata Sari (V)
Anggota :
Marlina (V)
Wisniarti (V)
Suriayu  Panuntun (V)
Aprilia Wulandari (V)
Ersi Novita (V)
Dyah Ajeng Suci (V)
Rika Novelia (III)
Elsa Putri Gusvarini (III)
Riska Sutriana (III)
Oktavia Rahma Putri (III)
- Miska (III)
- Rizky (III)
 

Jumat, 16 Mei 2014

Misteri Bilangan Nol



Ratusan tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekali pun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat.


Nol, penyebab komputer macet

Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?

Lebih parah lagi, tentu menambah bingung, mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 50=1, tetapi 500=1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.


Bilangan nol: tunawisma

Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?

Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.
Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.

Mudah, tetapi salah

Guru meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x=6 dan y=1. Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.

Ani membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21.

Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.

Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3x1+7x2=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3x1+7x2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3x1+7x2=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.


Bergerak, tetapi diam

Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.

Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat... yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, ..., 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2?

Sumber : http://www.forumsains.com

Fakta Unik Matematika


Hai sobat Himatika,,, Bilangan matematika berikut ini terbilang unik karena membentuk suatu pola tertentu(magic number). Mari kita simak beberapa fakta unik tentang matematika berikut ini.
Fakta 1 :
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 987 65
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

Fakta 2 :
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111

Fakta 3 :
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

fakta 4 :
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Fakta 5 :
123456789 X 9 X 1 = 1111111101
123456789 X 9 X 2 = 2222222202
123456789 X 9 X 3 = 3333333303

Fakta 6 :
1×9=9
2×9=18 -> 1+8=9
3×9=27 -> 2+7=9
4×9=36 -> 3+6=9
5×9=45 -> 4+5=9
6×9=54 -> 5+4=9
7×9=63 -> 6+3=9
8×9=72 -> 7+2=9
9×9=81 -> 8+1=9

Fakta 7 :
123456789 x 9 x 1 = 1111111101
123456789 x 9 x 2 = 2222222202
123456789 x 9 x 3 = 3333333303
123456789 x 9 x 4 = 4444444404
123456789 x 9 x 5 = 5555555505
123456789 x 9 x 6 = 6666666606
123456789 x 9 x 7 = 7777777707
123456789 x 9 x 8 = 8888888808
123456789 x 9 x 9 = 9999999908

Fakta 8 :
1 x 91 = 091
2 x 91 = 182
3 x 91 = 273
4 x 91 = 364
5 x 91 = 455
6 x 91 = 546
7 x 91 = 637
8 x 91 = 728
9 x 91 = 819